Welcome

welcome 8 Pictures, Images and Photos

Jumat, 21 Desember 2012

KAJIAN SKALA PRIORITAS PROGRAM PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM


                                                 


Review Jurnal Ekonomi Koperasi (1)




KAJIAN SKALA PRIORITAS PROGRAM PEMBERDAYAAN
KOPERASI DAN UMKM
Oleh : Teuku Syarif Dan RR.Retno Satyastuti

    
                                                           REVIEW 1

LATAR BELAKANG

Era reformasi yang diharapkan menjadi angin segar untuk memberdayakan
Koperasi, usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah (KUMKM) ternyta tidak
membawa perubahan.yang berarti bagi kelompok usaha tersebut Setelah lebih dari
satu dasawarsa reformasi berjalan dan perekonomian nasional berdasarkan
berbagai indikator makro ekonomi dinyatakan semakin membaik, kondisi dan
eksistensi Koperasi dan UMKM dapat dikatakan stagnan bahkan cenderung
menurun. Secara nominal atau pada harga berlaku dari berbagai indikator bisnis
kinerja koperasi dan UMKM memang terlihat meningkat, tetapi pada harga tetap
atau dinilai dari kualitas usahanya, kondisi kelompok ini ternyata semakin terpuruk.
Hal yang demikian antara lain diindikasikan dari semakin kecilnya rata-rata skala
usaha dan memburuknya kualitas hidup terutama di kalang usaha mikro. Rata-rata
skala usaha pada harga berlaku meningkat dari dari Rp 18,79 juta di tahun 2004
menjadi Rp 23,75 juta di tahun 2008. Tetapi pada harga tetap menurun dari 18,79 jt
menjadi Rp 17,56 juta. Demikian juga indeks kesejahteran kalangan ini menurun
dari 1,7 pada tahun 1999 menjadi 1,42. di tahun 2008. Disisi yang lain sumbangan
Koperasi UMKM terhadap PDRB juga menurun dari 54,89 % pada tahun 1999
menjadi 51, 76 % ditahun 2008.
Sejalan dengan keterpurukan UMKM, Kondisi dan eksistensi Koperasi ter
nyata lebih buruk lagi. Hal ini diindikasi dari menurunnya peran koperasi di bebe
rapa sektor perekonomian antara lain disektor tanaman pangan. Peran serta
koperasi dalam penyediaan sarana produksi menurun dari 73,94 % ditahun 1998
menjadi 4,61 % pada tahun 2008. Demikian juga disektor perkebunan, perikanan
dan peternakan peran koperasi dalam penyediaan sarana produsi menurun dari
7,84 % menjadi 3,12.
Untuk menyelesaikan berbagai masalah tersebut memang pemerintah telah
mengeluarkan berbagai kebijakan dan program-program pemberdayaan koperasi
dan UMKM, namun berbagai program dan kebijakan tersebut setelah lebih dari
enam puluh tahun belum mampu mengangkat ekstensi dan kesejahteraan Koperasi
dan UMKM. Beberapa waktu belakangan ini kondisi koperasi dan UMKM semakin
terpuruk. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa program-program yang
dilaksanakan belum berhasil membantu Koperasi dan UMKM. Kondisi nyata
menunjukkan Koperasi dan UMKM dihadapkan pada berbagai permasalahan baik
yang bersumber dari kondisi Internal UMKM maupun dari lingkungannya terutama
yang berkaitan dengan kebijakan Pemerintah.

2. Perumusan Masalah

Pokok masalah yang akan dicarikan solusinya melalui pengkajian ini adalah “
Ketidakmampuan atau ketidakefektifan program-program pemberdayaan koperasi

dan UMKM yang bersumber dari pemerintah, baik yang dilaksanakan oleh
Kementerian Koperasi dan UMKM, maupun Instasi Sektoral Vertikal atau instansi
teknis dalam mendukung pemberdayaan koperasi dan UMKM. Dari Daftar
Inventarisasi Masalah Koperasi dan UMKM yang disusun oleh Kementerian
Koperasi dan UKM tahun 2009, diketahui banyaknya inkonsistensi programprogram
pemberdayaan koperasi dan UMKM dengan permasalahan yang dihadapi
di lapangan. Inkonsistensi ini terjadi baik dalam program-program bentuk fisik
maupun non fisik sehingga tingkat keberhasilannya tidak optimal.
Dalam rangka memberdayakan koperasi dan UMKM serta mengoptimalkan
pemanfaatan sumberdaya pembangunan, maka masalah masalah tersebut seharus
nya segera diselesaikan melalui penyusunan perencanaan program yang sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi koperasi dan UMKM di lapangan. Mengingat
sumberdaya yang dimiliki pemerintah adalah terbatas dan banyaknya masalah
yang dihadapi, maka sangat perlu dilakukan kajian / penelitian tentang “Analisa
Skala Prioritas Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM”.

3. Tujuan Penelitian

1) Mengukur tingkatan, penyebaran dan dampak masalah yang dihadapi oleh
koperasi dan UMKM
2) Menyusun skala prioritas masalah pemberdayaaan koperasi dan UMKM
untuk dipecahkan sesuai dengan kepentingan dan dampak dari pemecahan
masalah tersebut untuk menguptimalkan upaya pemberdayaan koperasi dan
UMKM di lapangan

4. Manfaat Penelitian

Mendapatkan skala prioritas masalah yang harus dipecahkan untuk digunakan
sebagai masukan dalam penyusunan program-program pemberdayaan kope
rasi dan UMKM

5. Metodologi

Kajian ini merupakan penelitian analisis terhadap Daftar Inventarisasi
Masalah yang telah disusun oleh Kementerian Koperasi dan UMK tahun 2009 .
Penetapan sklala prioritas dilakukan dengan : 1) Pengisian daftar pertanyaan
terstruktur tentang masalah-masalah yang dihadapi koperasi dan UMKM : 1)
Diskusi tentang tingkatan masalah, luas dampak dan keterkendalian masalah
dalam forum Focus Group Diskusi (FGD) dan 3) penarikan kesimpulan prioritas
masalah dengan menggunakan Model analisis Skala prioritas. Penilaian terhadap
tingkatan dampak dan keterkendalian masalah dilakukan dengan menggunakan
metoda Delphi (delphi methode). Untuk menilai tingkat kepentingan penyelesaian
masalah digunakan teknik skor (skoring). Diskusi dilakukan di tingkat pusat dan di
daerah. Lokasi kajian adalah Kepulauan Riau, Propinsi Kalimantan Barat dan
Propinsi Jawa Barat


6. Hasil Pengamatan

6.1. Prioritas Sangat Penting.

1). Idiologis Normatif Koperasi

Dari aspek internal koperasi kelompok masalah Idiologis normatif koperasi
menempati urutan pertama sebagai masalah sangat penting yang harus sesegera
mungkin diselesaikan. Akar masalah ini menimbulkan dampak luas yang
diindikasikan dari banyaknya masalah besar yang ditimbulkan antara lain : (1)
Koperasi tidak mempunyai daya tarik sebagai sarana penghimpun ekonomi karena
lebih dipromosikan sebagai lembaga yang ideal tidak mencari keuntungan dan
berwatak sosial : (2) Rumusan tujuan fungsi dan peran koperasi terlalu ideal tidak
sesuai dengan kapasitas sebenarnya : (3) Badan usaha koperasi tidak memiliki
budaya perusahaan yang kondusif bagi aktualisasi diri ditengah realita
perekonomian yang sedang berkembang.




2). Kebijakan Pembangunan Ekonomi

Masalah kebijakan pembangunan ekonomi sangat penting untuk segera
diselesaikan karena secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
tingkat keberhasilan pemberdayaan koperasi dan UMKM. Beberapa masalah
menonjol yang merupakan derivasi dari masalah ini adalah : (1) Banyak kebijakan
yang menyebabkan penguasaan sumberdaya potensial oleh koperasi dan UMKM
sedikit ; (2) Fenomena dualisme ekonomi yang mengesampingkan peran koperasi
dan kelompok Usaha mikro dan kecil. ; (3) Arah kebijakan ekonomi belum
mengindikasikan pentingnya peran Koperasi dan UMKM : (4) Kebijakan dibidang
ekspor, impor dan distribusi barang mengarah pada monopoli ; (5) kebijakan fiskal
yang cenderung meng ikuti keinginan ekonomi pasar (Globa lisasi perekonomian).
Mempersulit posi Koperasi dan UMKM

3). Kebijakan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM

Kelompok masalah ini menempati urutan ke tiga dalam kelompok masalah
penting yang perlu diprioritaskan penyelesaiannya Beberpa masalah yang perlu
mendapat perhatian dalam kelompok masalah ini adalah : (1) Program-program
pemberdayaan koperasi dan UMKM sering dirancang hanya berdasarkan isyu dan
sinya lemen, tetapi bukan didasarkan pada akar masalahnya ; (2) Sebagian besar
program dirancang dalam lingkup makro, tetapi dilaksa nakan dalam lingkup lokal ;
(3) Penentuan skala prioritas pelaksanaan program belum didasarkan pada
metoda yang valid. : (4) Desain program belum memberikan gambaran yang jelas
apa untuk pertumbuhan atau pemerataan. : (5) Program pemberdayaan Koperasi
UMKM belum disesuai dengan kondisi fisik lingkungan. dan ; (6) Sosialisasi
program belum optimal karena sering lebih banyak dilakukan oleh Pemerintah
pusat.

4). Koordinasi Pemberdayaan Koperasidan UMKM

Kelompok masalah ini termasuk dalam kelompok sangat penting untuk segera
diselesaikan karena berhubungan langsung dengan optimalitas pemanfaatan
sumberdaya pemba ngunan. Adapun masalah-masalah yang termasuk dalam
kelompok ini adalah : (1) Pola pembangunan Sektoral tidak selalu maching
dengan kepentingan pemberdayaan Koperasi dan UMKM. : (2) Pelaksanaan
program sektoral diori entasikan pada tujuan pembangunan sek toral dan kurang
memperhatikan kepen tingan pemberdayaan Kope rasi UMKM : (3) Kebijakan
sektoral sangat kentara berorientasi ego sektoral, sehingga tolok ukur keberhasilan
tidak sesuai dengan kepentingan Koperasi dan UMKM : (4) Koordinasi
pemberdayaan KUMKM sulit dibangun, karena hubungan in teraksi antar
komponen sistem koordinasi tidak terdefinisi dengan baik : (5) Rendahnya
koordinasi pelaksanaan program antar sektor menyebabkan terjadinya tumpang
tindih program. ; (6) Sumber dan mekanisme penyaluran bantuan program sangat
beragam dan (7) : Antara stake hoder tidak ada kesamaan persepsi dalam
menafsirkan arti dan fungsi koper

6.2. Kelompok Prioritas Penting

1). Kelembagaan Koperasi

Masalah kelembagaan koperasi termasuk dalam katagori penting untuk
segera diselesaikan. Adapun masalah-masalah yang ada dalam kelompok ini
adalah : (1) Gerakan koperasi di Indonesia sangat terfragmentasi sehingga tidak
memiliki sinerji untuk bersaing dalam pasar ; (2) Koperasi cenderung berperilaku
biro kratis akibat adanya penugasan untuk melak sanakan program yang diproteksi
pe merintah : (3) Kualitas sumberdaya manusia dilingkungan koperasi baik dari
pemahaman perkoperasian maupun bisnis umum nya rendah : (4) Sistem
manajemen operasional usaha masih dijalankan secara manual :

2). Kelompok masalah ini termasuk dalam katogori penting untuk diselesaikan
karena secara langsung menentukan kemapuan UMKM dalam berusaha dan
mengembangkan usahanya. Adapun masalah-masalah yang ada dalam kelompok
ini adalah : (1) UMKM tidak siap untuk menanggung resiko kegagalan usaha.
sehingga sulit untuk dapat masuk dalam suatu kegiatan usaha yang berpotensi
untuk dikembangkan : (2) Rasa cepat puas akan apa yang telah diperoleh. Menye
babkan UMKM jarang berfikir untuk memperluas usahanya : Rendahnya penge
tahuan UMKM dibidang produksi. menyebabkan produk UMKM sulit untuk ber
kembang

3). Usaha Koperasi

Masalah usaha koperasi penting untuk diselesaikan karena secara
langsung berhubungan dengan kinerja koperasi dalam perekonomian masyarakat
yang menjadi peran utama koperasi dan daya tarik koperasi. Kelompok masalah ini
terdiri dari : (1) Manajemen belum berkembang, menyebabkan koperasi sulit meng
optimal kan pelayanan dan berhubungan dengan pihak lain : (2) Koperasi belum
dapat melihat peluang usaha potensial yang tersedia dari lingkungannya : (3)
Pemanfaatan SDM dilingkungan oleh koperasi belum optimal : (4) Disorientasi
kegiatan usaha dari untuk memenuhi kebutuhan anggota menjadi keperluan
pengembangan bisnis : (5) Koperasi sulit untuk menjalin kerja sama baik dengan
kalangan Usaha Mikro dan kecil maupun usaha besar : (6) Jaringan koperasi yang
berjalan terseg mentasi belum mencapai skala usaha optimal dan rapuh
kelangsungannya dari : (7) Lapangan usaha koperasi banyak yang tidak berbasis
kepentingan anggota

4). Kondisi / karakter UMKM

Kelompok masalah ini termasuk dalam katagori penting untuk segera disele
lesaikan secara langsung menggambarkan potensi, kondisi dan eksistensi UMKM
dalam perekonomian.. Adapun beberapa masalah yang termasuk dalam kelompok
masalah ini dan merupakan masalah pokok yang menyebabkan timbulnya masalah
lain adalah : (1) Unit-unit usaha baru lebih banyak tumbuh karena desakan
kebutuhan lapangan kerja (2) Produk-produk UMKM tidak berdaya saing karena
berada pada sektor yang cepat jenuh dan berkualitas rendah : (3) Nilai tambah dari
usaha UMKM rendah karena produknya berupa bahan mentah dan bahan setengah
jadi.

5) Kondisi Usaha UMKM

Kelompok masalah ini termasuk dalam katagori masalah yang penting untuk
segera diselesaikan karena secara langsung akan mempengaruhi eksistensi UMKM
dalam perekonomian. Beberapa Masalah yang menonjol dari kelompok ini adalah ;
(1) Kondisi usaha UMKM lemah dan jaringan pasar UMKM sangat terbatas dan
dikuasai oleh sekelompok pengusaha lain yang membangun kartel : (2)UMKM
menghadapi kesulitan dalam mengakses bahan baku : (3) Kualitas produk KUMKM
relatif rendah karena memakai bahan baku berkualitas rendah dan bahan-bahan
berbahaya. : (4) Pendapatan UMKM relatif rendah karena skala usahanya yang
kecil serta pasar bahan-baku dan produknya dikuasai peda gang besar : 5) Karena
pendapatan yang sedikit, maka UMKM khususnya pengusaha mikro ter masuk
dalam kelompok miskin yang tidak memiliki kelebihan uang untuk ditabung : (7)
Sebagian besar pengusaha mikro merupakan kelompok marginal dengan pola
hidup gali lubang tutup lubang (Survival strategic).

6.3. Masalah Kurang Penting

1.) Produksi dan Teknologi UMKM
Kelompok masalah dengan rata-rata nilai skors skala prioritas sebesar1,86 ini
termasuk dalam katagori masalah yang kurang penting tetapi dalam jangka
menengah dan jangka panjang perlu diselesaikan. Adapun masalah-masalah yang
termasuk dalam kelompok ini adalah : (1) Teknologi produksi yang digunakan oleh
UMKM sangat rendah sehingga kualitas dan produktifitas UMKM rendah : (2)
Berbagai sebab mengakibatkan KUMKM sulit untuk melakukan inovasi teknologi :
(3) UMKM belum mampu mengaplikasikan berbagai tekonologi tepatguna dari luar
negeri. : (4) Hasil inovasi teknologi dari kalangan UMKM belum mendapat
perlindungan. : (5) Banyak temuan teknologi dan peralatan dari lembaga-lembagalembaga
peneliti an yang belum dapat dimanfaatkan oleh Kope rasi dan UMKM. :
(6) Sertifikasi inovasi teknologi hanya dila kukan terhadap peralatan produksi.

2). Kebijakan Otonomi Daerah

Otonomi daerah masuk dalam kelompok tersendiri karena dari kebijakan ini
timbul berbagai masalah tidak saja masalah yang dapat diselesaikan oleh
pemerintah daerah tetapi juga masalah masalah yang penyelesaiaannya menjadi
kewenangan dari pemerintah pusat. Kelompok masalah ini cukup penting dan
memiliki nilai rata-rata skala prioritas mencapai 1,98 atau hampir termasuk dalam
masalah penting yang harus segera diselesaikan. Adapun masalah-masalah yang
termasuk dalam kelompok ini adalah ; (1) Otonomi daerah berimplikasi pada
keragaman bentuk instansi yang membidangi Koperasi dan UMKM.: (2) Pemerintah
Daerah belum memiliki konsepsi yang jelas tentang arah kebijakan, pendekatan
dan pola operasional pemberdayaan Koperasi dan UMKM : (3) Sistem organisasi
pemerintahan belum memberikan gambaran yang jelas komitment pemerintah
daerah un tuk mendukung program pemberda yaan koperasi dan UMKM : (4)
Keterlibatan Pemerintah daerah da lam beberapa kegiatan program masih sangat
terbatas : 5) Program bimbingan dan penyuluhan perkoperasian didaerah belum
dapat dilaksanakan dengan baik ; 6) Untuk memperbesar PDB dan PAD
Pemerintah daearah lebih lebih mengutamakan pengelolaan sumberdaya di
lakukan oleh menengah dan usaha besar dan ; (7) Kurangnya ketersedian
prasarana dan sarana ekonomi menyebabkan Koperasi dan UMKM tidak terdorong
untuk mengembangkan usaha atau membuka usaha baru :

3). Program Pemberdayaan Koperasi Dan UMKM

Kelompok masalah ini memiliki rata-rata nilai skala prioritas yang juga
cukup tinggi yaitu mencapai 1,89 atau mendekati kriteria masalah penting yang
harus sesegera mungkin diselesaikan. Adapun masalah-masalah yang termasuk
adalam kelompok ini adalah : (1) Sejak era reformasi tidak ada paradig ma
pemberdayaan KUMKM yang disepakati oleh semua instasi dan kala ngan
stakeholder : (2) Pemberdayaan koperasi dan UMKM dipersepsikan tidak kontributif
terhadap pencapaian target makro ekonomi ; (3) Pemberdayaan koperasi dan
UMKM cenderung semakin dijauhkan dari pendekatan ekonomi dan semakin
dilekatkan pada pendekatan penga man sosial : (4) Perumusan visi dan sasaran
pemba ngunan sektoral tidak dikaitkan de ngan program pemberdayaan kopera si
dan UMKM ; (5) Ada kesan secara sistemik koperasi dikurangi peranaannya dalam
sistem perekonomian nasional : (6) Koperasi tidak lagi dipandang sebagai opsi
untuk memenuhi motif ekonomi masyarakat dan : (7) Koperasi hanya dijadikan
sebagai alat dalam mendukung kegiatan-kegitan pembangunan sektoral, atau
peran koperasi hanya sebatas iinsti usi pendukung kegiatan program


                                                     vio hichael febriano (27211294) / 2EBO9
Fakultas Ekonomi
2011-2012 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar